-->

Fisiografi Jawa Tengah – Jawa Timur oleh Van Bemmelen (1949)

FISIOGRAFI JAWA TENGAH – JAWA TIMUR OLEH VAN BEMMELEN (1949)


Fisiografi Jawa Tengah – Jawa Timur oleh Van Bemmelen (1949) dibagi menjadi 7 zona (Gambar dibawah ini). Pembagian zona ini berdasarkan kondisi litologi penyusun, pola struktur, dan morfologi.



Gambar Peta Fisiografi daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur (modifikasi dari Van Bemmelen, 1949, dalam Hartono, 2010)

Zona Fisiografi Jawa Tengah – Jawa Timur oleh Van Bemmelen (1949) dari utara ke selatan adalah sebagai berikut:
1.        Zona Dataran Aluvial Pantai Utara Jawa
2.        Zona Depresi Semarang - Rembang
3.        Zona Rembang
4.        Zona Depresi Randublatung
5.        Zona Kendeng
6.        Zona Depresi Tengah/Zona Solo
7.        Zona Pegunungan Selatan

1.     Zona Dataran Aluvial Pantai Utara Jawa

 Zona Dataran Aluvial Pantai Utara Jawa bagian barat membentang dari sekitar Teluk Bantam sampai ke Cirebon dan di Jawa Tengah membentang dari timur Cirebon sampai ke Pekalongan.

2.     Zona Depresi Semarang – Rembang

 Depresi Semarang – Rembang merupakan dataran yang berada diantara Semarang dan Rembang. 

3.    Zona Rembang

 Zona Rembang di bagian utara dibatasi oleh Paparan Laut Jawa Utara kearah selatan berhubungan dengan Depresi Randublatung yang dibatasi oleh Sesar Kujung, kearah barat berhubungan dengan Depresi Semarang Pati, dan kearah timur berhubungan dengan bagian utara Pulau Madura. Zona ini merupakan daerah dataran yang berundulasi dengan jajaran perbukitan yang berarah barat-timur dan berselingan dengan dataran fluvial. Lebar zona ini berkisar 50 km dengan puncak tertinggi Gading (515 m) dan Tungangan (419 m) dengan litologi karbonat yang mendominasi zona ini.
 Jalur dari Zona Rembang ini terdiri dari pegunungan lipatan berbentuk Antiklinorium yang memanjang ke arah barat-timur dari Purwodadi, Blora, Jatirogo, Tuban, sampai dengan Pulau Madura.

4.    Zona Depresi Randublatung

 Zona Randublatung merupakan daerah lembah dengan bagian tengah memanjang barat – timur. Zona ini memisahkan Zona Kendeng dan Zona Rembang. 

5.    Zona Kendeng

 Menurut Genevraye & Samuel (1972) membagi Zona Kendeng berdasarkan Fisiografi menjadi 3 bagian utama yaitu :
1.      Bagian barat, antara Ungaran dan Purwodadi. Bagian bawah tersusun oleh Formasi Pelang merupakan batuan yang berumur Oligosen – Miosen, sedangkan bagian atas tersusun atas  sedimen dari Formasi Pucangan.
2.      Bagian tengah, antara Purwodadi dan Gunung Pandan. Bagian bawah tersusun atas endapan berumur Miosen Formasi Kerek, pada bagian ini struktur sesar dan lipatan banyak dijumpai. Bagian atas didominasi oleh material gunung api Formasi Kerek Anggota Sentul.
3.      Bagian timur, memperlihatkan umur Neogen, pada inti antiklinorium yang terlihat antara G. Pandan menuju ke arah timur sumbu antiklinorium semakin turun, sedimen yang muncul berumur Pliosen – Plistosen.

6.    Zona Depresi Tengah / Zona Solo

 Zona Solo tersusun oleh endapan Kuarter dan ditempati oleh Gunungapi Kuarter. Zona Solo dibedakan menjadi 3 sub-zona, yaitu:
  1. Sub - Zona Blitar
  2. Sub - Zona Solo
  3. Sub - Zona Ngawi

7.    Zona Pegunungan Selatan

 Zona Pegunungan Selatan Jawa terbentang dari wilayah Jawa Tengah yang berada di selatan Yogyakarta dengan lebar kurang lebih 55 km. Zona ini membentang hingga Jawa Timur dengan lebar kurang lebih 25 km yang berada di selatan Blitar. Zona Pegunungan Selatan dipisahkan menjadi 3 sub - Zona, yaitu :
  1. Sub-Zona Baturagung
  2. Sub-Zona Wonosari
  3. Sub-Zona Gunung Sewu


Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Fisiografi Jawa Tengah – Jawa Timur oleh Van Bemmelen (1949)"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel