-->

STRUKTUR BATUAN SEDIMEN DAN KONTAK PERLAPISAN BATUAN

Struktur Batuan Sedimen Dan Kontak Perlapisan Batuan

Gambar Satuan batulempung Kaliwangu A. Batulempung B. Batupasir C. Lensa Gamping , dalam kotak orange menampakkan struktur sedimen silang siur 
3.5.5.1. Struktur Batuan Sedimen
Struktur sedimen adalah kenampakan batuan sedimen dalam dimensi yang lebih besar, merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal batuan sedimen dan diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energi pembentuknya. Pembentukannya dapat terjadi pada waktu pengendapan maupun setelah proses pengendapan. (Pettijohn & Potter, 1964; Koesoemadinata, 1981).
Klasifikasi struktur sedimen (Tucker, 1982) mengelompokan kedalam 4 kelompok atau macam, yaitu: erotional structures, depositional structures, post – depotional sedimentarystructures, dan biogenic sedimentary structures.
1.     Erotional Structures
Struktur yang terbentuk akibat adanya arus yang mengikis batuan yang lebih tua sebelum sedimen diendapkan diatasnya. Termasuk kedalam struktur sedimen erotional structures adalah:
a.      Flute cast
Terbentuk akibat pengikisan dan merupakan ciri dari endapan turbidit. Struktur ini berada dibawah permukaan dan memanjang sampai berbentuk segitiga dengan bagian yang membulat kearah hulu dan mempunyai panjang mulai dari beberapa millimeter hingga mencapai puluhan centimeter. Struktur ini bisa menunjukan arah arus purba (paleo current).
b.     Groove cast
Berbentuk punggungan memanjang pada permukaan lapisan berkisar dari beberapa millimeter hingga beberapa centimeter. Struktur ini pada permukaan lapisan mungkin seluruhnya sejajar atau mungkin memperlihatkan beberapa arah. Struktur ini terbentuk melalui pengikisan alur yang dipotong terutama oleh objek yang terseret sepanjang arus dan merupakan ciri dari arus turbidit. Arah dari struktur ini adalah arus yang mengendapkannya.
 c.      Tool mark
Struktur ini terbentuk ketika objek dibawa oleh arus sungai dan berhubungan dengan permukaan sedimen dibawahnya. Tanda ini terjadi sebagai akibat objek menggelinding, menusuk dan menyikat permukaan sedimen dibawahnya. Objek yang membuat tanda ini biasanya berupa mud clast, fragmen binatang dan rombakan tumbuhan.
d.     Scour mark
Merupakan struktur dalam skala kecil dan terdapat pada bagian bawah perlapisan. Pada pandangan bidang biasanya memanjang dalam arah arus. Dengan bertambahnya ukuran, merkah gerus ini berangsur menjadi alur (channel). Ciri khas permukaan merkah gerus adalah pemotongan endapan yang terletak di bawah dan hadirnya sedimen kasar di atas permukaan gerusan.
e.      Channel
Struktur sedimen berskala besar, beberapa meter hingga kilometer panjangnya. Alur pula sering terisi oleh sedimen yang kasar daripada sedimen dibawahnya atau dengan sedimen yang berbatasan, dan sering berupa konglomerat alas (basalt conglometare).


2.     Depositional Structures
Struktur sedimen yang terjadinya bersamaan dengan pengendapan. Struktur pengedapan ini terdapat pada bagian atas dan bagian bawah perlapisan. Termasuk kedalam struktur sedimen depositional structures adalah:
a.      Masif
Bila tidak menunjukkan struktur dalam lapisan (Pettijohn & Potter, 1964) atau ketebalan lapisan lebih dari 120 cm ( Mc. Kee & Weir, 1953). Faktor kemungkinan pembentukan struktur masif ini yaitu : Pertama, saat diendapkan memang tidak mempunyai struktur sedimen, Kedua, struktur pengendapannya telah dirusak oleh beberapa proses seperti bioturbasi, rekristalisasi dan pengeringan. Struktur ini dibentuk dalam keadaan yang cepat dan umumnya berupa endapan turbidit, aliran butir (grain flow) dan aliran debris (debris flow).
b.     Perlapisan sejajar
Bila bidang perlapisannya saling sejajar dengan ketebalan lapisan lebih dari 1 cm. Perlapisan ini terbentuk akibat adanya perubahan dalam butiran sedimen, warna maupun susunan mineraloginya.
c.        Laminasi; Perlapisan sejajar yang ketebalannya kurang dari 1 cm.
d.       Gradded bedding
Bila perlapisan disusun atas butiran yang berubah teratur dari halus ke kasar (bersusun terbalik: inverse gradding) maupun dari kasar ke halus pada arah vertical, struktur ini merupakan ciri dari suatu sedimentasi pada arus yang pekat.
Gradded Bedding
inverse bedding
e.       Perlapisan silang-siur (Cross bedding) dan Laminasi silang-siur (Cross Lamination)
Perlapisan atau laminasi yang membentuk sudut terhadap bidang lapisan yang berada diatasnya atau dibawahnya dan dipisahkan oleh bidang erosi, struktur ini terbentuk akibat intensitas arus yang berubah-ubah.
f.      Ripple
Struktur ini terbentuk pada permukaan lapisan yang dikontrol oleh arus yang mengalir baik oleh air, angin maupun gelombang. Gelembur yang berasal dari arus disebut current ripple, oleh angin disebut wind ripple dan oleh gelombang disebut wave ripple. Skala yang lebih besar disebut sebagai dune (Gumuk Pasir). Variasi ripple antara lain: Swaley & Hummocky, Herringbone, Symetry & Asymetry Ripple dll.
Ripple Marks
g.     Rainspot
Rainspot adalah cekungan kecil yang terbentuk oleh butiran air hujan pada permukaan batuan sedimen berbutir halus yang masih lunak. Struktur ini berguna untuk menentukan lapisan atas dan lapisan bawah dari suatu perlapisan terutama pada lapisan yang miring maupun terbalik.


3.     Post – depositional Sedimentary Structures
Terbentuk melalui gerakan sedimen (nendatan) dan lainnya melalui reorganisasi bagian dalam seperti pengeringan dan pembebanan. Proses-proses kimia-fisika setelah pengendapan menghasilkan stylolite, solution dan nodule.
a.      Nendatan (slump) dan longsoran (slide)
Pada daerah yang miring, masa sedimen dapat diangkut sepanjang lereng. Bergeraknyya masa sedimen dapat mengakibatkan perubahan pada bagian dalam masa sedimen itu. Gerakan seperti ini disebut longsoran (slide). Jika masa sedimen secara internal berubah selama gerakan sepanjang lereng disebut nendatan (slump). Masa yang mengalami nendatan menunjukkan lipatan-lipatan minor. Kehadiran nendatan dan longsoran dalam suatu runtunan dapat ditentukan dari terdapatnya lapisan diatas dan dibawah perlapisan tersebut tidak terganggu. Struktur yang sering juga muncul akibat adanya longsoran maupun pembebanan dapat menimbulkan struktur Growth Fault.
b.     Sandstone dike dan sand volcano
Struktur ini relatif jarang dijumpai, mudah ditentukan oleh memotongsilangnya dengan lapisan sekitarnya dan diisi dengan pasir. Sand volcano berbentuk kerucut dengan suatu cekungan pada pusatnya yang terdapat pada bidang perlapisan
c.       Dish dan Pillar structure
Struktur ini terdiri dari laminasi yang cekung keatas, biasanya beberapa centimeter lebarnya, dipisahkan oleh zona tanpa struktur (pillar). Dish dan Pillar structure dibentuk oleha air yang lewat sedimen secara mendatar dan keatas (fluid escape) dan umumnya terbentuk pada endapan kipas bawah laut.
d.     Load structure
Dibentuk melalui tenggelamnya suatu lapisan kedalam lapisan yang lain. Load cast biasanya terdapat pada dasar batupasir yang terletak diatas batulumpur. Lumpur yang ada dapat diinjeksikan keatas kedalam batupasir membentuk struktur flame. Juga sebagai akibat pembebanan, biasanya pasir dapat tenggelam kedalam lumpur membentuk struktur ball dan pillow.
e.      Deformed bedding
Deformed bedding dan istilah seperti disrupted, convolute dan conturted bedding dapat diterapkan pada perlapisan sejajar, perlapisan silang-siur dan laminasi silang-siur yang dihasilkan selama pengendapan telah terganggu, tetapi tidak ada pergerakan sedimen secara mendatar dalam skala besar. Convolute bedding terdapat dalam laminasi silang-siur, dengan laminasi diubah dalam bentuk antiklin dan sinklin. Convolute seperti ini sering tidak asimetri atau menungging kearah arus purba, sedangkan conturted dan disrupted tidak menunjukkan orientasi.
f.        Nodule
Nodule juga disebut konkresi, biasanya terbentuk dalam sedimen setelah pengendapan. Mineral-mineral yang sering terdapat pada nodul adalah kalsit, dolomit, siderit, pirit, colophane dan kuarsa. Nodul kalsit, pirit dan siderit diameternya bisa beberapa milimeter sampai beberapa centimeter biasanya terdapat dalam batuan lumpur. Nodul chert biasanya terdapat dalam batugamping, nodul kalsit dan dolomit kadang-kadang terdapat dalam batupasir. Bentuk nodule bervariasi, bisa bulat, pipih, memanjang dan bisa juga tidak teratur.
4.     Biogenic Sedimentary Structures
Fosil jejak dapat diinterpretasikan aktifitas binatangnya yang menyebabkan timbulnya struktur ini, tetapi sifat alami binatangnya sendiri sulit untuk ditentukan karena organisme yang berbeda sering mempunyai cara hidup yang sama. Suatu binatang dapat menghasilkan struktur yang berbeda tergantung pada tingkah lakunya dan sifat sedimen seperti ukuran butir, kandungan air dan sebagainya. Struktur buluh (burrow) biasanya dibuat oleh crustacea, anellid, bivalve dan echinoid, sedangkan permukaan track dan trail dibuat oleh crustacea, trilobite, annelid, gastropod dan vertebrata. Struktur yang agak mirip buluh (burrow) dapat dihasilkan oleh akar tumbuhan, walapun yang terakhir sering mengandung karbonat
a.        Bioturbation; menunjukkan gangguan sedimen oleh organisme.
b.     Trace fossil (fosil jejak)
Fosil jejak adalah struktur sedimen yang dihasilkan pada sedimen yang tidak terkonsolidasi oleh kegiatan organisme. Kelompok utama yang terdapat pada permukaan lapisan dan permukaan bawah lapisan adalah crawling, grazing (Jejak makan) dan resting (Jejak istirahat), sedangkan yang terdapat dalam lapisan adalah struktur feeding (Jejak sedang mencari makan) dan dwelling (Jejak menguni). Jejak merayap biasanya dihasilkan oleh crustacea, trilobita dan annelid/Vertebrata seperti dinosaurus meninggalkan cetakan kaki sebagai fosil jejak. Struktur biogenik ini mempunyai pola terputar, meandering dan radial. Struktur menghuni (Dwelling structure) adalah macam-macam buluh (burrow) dari bentuk tebing tegak sampai hurup U, orientasinya bisa tegak, mendatar atau miring dengan perlapisan.
3.1.1.1          Kontak Perlapisan Batuan
Kontak perlapisan batuan menurut (Tucker, M.E., 2003) dibagi menjadi 15 bagian (Gambar 3.4). Bagian – bagian dari kontak perlapisan adala: sharp planar, sharp erosive, gradual coarsening, gradual fining, transitional coarsening upward, mudrock parting, mudcracks exposure, rootlets, soil, exposure, burrowed surface, loaded contact, paleokarst exposure, encrusted bored surface, hardground, phosphate Fe-Mn crust, hiatus, pressure dissolution seam, stylolite.


Gambar 3.4 Kontak perlapisan batuan (Tucker, M.E., 2003)




Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "STRUKTUR BATUAN SEDIMEN DAN KONTAK PERLAPISAN BATUAN"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel