-->

PENYEBARAN BATUGAMPING DI PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR

Penyebaran Batugamping di Pegunungan Selatan Jawa Timur 


Penyebaran batugamping di Pegunungan Selatan Jawa Timur tersebar dari timur Yogyakarta sampai kearah Jember, Jawa Timur (Gambar 3.2). Penyebaran batugamping tersebut memiliki ciri tersendiri dan dinamakan menurut litostratigrafi kedalam beberapa formasi batuan, diantaranya Formasi Wonosari, Formasi Punung, dan Formasi Puger  Formasi ini merupakan formasi yang berada pada beberapa lembar geologi, diterbitkan atau dikeluarkan oleh Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 1992 – 1995. Menjadi acuan dalam penelitian adalah formasi yang disusun oleh batugamping berdasarkan tipe lokasi formasi tersebut berada. Formasi Wonosari berdasarkan tipe lokasi Daerah Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta, dan untuk Formasi Punung dengan tipe lokasi Daerh Punung, Pacitan, Jawa Timur.
Gambar 3. 3    Penyebaran formasi yang mempunyai penyusun batugamping berumur Miosen Tengah sampai Miosen Akhir di Pegunungan Selatan Jawa Timur berdasarkan (Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 1992 – 1995)

3.1.1.1          Formasi Wonosari
Berdasarkan Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 1992 – 1995 Formasi Wonosari termasuk kedalam beberapa lembar Peta Geologi diantaranya; Peta Geologi Lembar Yogyakarta, Peta Geologi Lembar Pacitan, Lembar Tulungagung, Lembar Blitar, Lembar Turen. Tipe lokasi dari Formasi Wonosari adalah berada di Wonosari, Gunung Kidul, Yogyakarta.
Formasi Wonosari pada daerah penelitian secara stratigrafi minindih selaras diatas Formasi Nampol dan mempunyai hubungan stratigrafi tidak selaras dengan batuan Gunungapi yang berumur Kuarter (Tabel 3.5).
Tabel 3.5 Kolom stratigrafi Peta Geologi Lembar Turen (Sujanto, dkk., 1992)

Formasi Wonosari terdiri dari Batugamping, napal pasiran, dan sisipan batulempung kebiruan. Batugamping umunya terdiri dari batugamping terumbu, batugamping kristalin dan batugamping pasiran, sebagian pejal sebagian berlapis. Pada beberapa batugamping dijumpai fosil foraminifera, koral, brachiopoda, gastropoda dan moluska. Formasi Wonosari menindih secara selaras diatas Formasi Sambipitu dan selaras menjemari dengan Formasi Oyo dan Formasi Kepek (Rahardjo, 1995). Hubungan stratigrafi Formasi Wonosari oleh beberapa peneliti (Tabel 3.6).
Tabel 3. 6 Hubungan Stratigrafi Formasi Wonosari oleh beberapa penelitian

Penyusun Formasi Wonosari ini terdiri dari batugamping terumbu, kalkarenit, dan kalkarenit tufan. Penyebarannya meluas hampir setengah bagian selatan dari pegunungan Selatan memanjang ke arah timur, membelok ke arah utara di sebelah timur perbukitan panggung hingga mencapai bagian barat dari daerah depresi Wonogiri / Baturetno. Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada Formasi Wonosari dengan melakukan pengukuran penampang stratigrafi terukur di daerah Ponjong, Gunungkidul (Asy’ari, 2014) didapatkan variasi litologi (Tabel 3.7).
Tabel 3.7 Penampang stratigrafi terukur di daerah Wonosari (Asy’ari, 2014)

Berdasarkan pengamatan sayatan tipis (thin section) dari penampang stratigrafi terukur berurutan dari tua ke muda grainstone, foraminiferal – rudstone, grainstone, packstone, foraminiferal – algal – grainstone ,packstone, chalky limestone secara tidak selaras diatasnya soil diatasnya lagi ditindih secara tidak selaras chalky limestone.
3.1.1.1          Formasi Punung
Berdasarkan Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral pada tahun 1992 – 1995 Formasi Punung termasuk kedalam Lembar Pacitan dengan tipe lokasi dari Formasi Punung berada di Punung, Pacitan, Jawa Timur. Pada Lembar Surakarta – Giritronto formasi dengan penyusun batugamping dinamakan Formasi Wonosari – Punung. (Tabel 3.8).
Tabel 3.8      Kolom stratigrafi Formasi Punung pada pegunungan Selatan Jawa Timur oleh beberapa peneliti.

Menurut Nahrowi (1979) mengenai stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Timur menyebutkan bahwa Formasi Punung menjari dengan Formasi Nampol, Formasi Wuni, Formasi Jaten, dan secara tidak selaras Formasi Besole, menurut Sartono (1964) Formasi Punung dibagi menjadi 2 tipe fasies klastik dan batugamping terumbu. Hubungan stratigrafi Formasi Punung dari beberapa peneliti.
Formasi Punung lokasi tipenya dijumpai didaerah Punung, Kabupaten Pacitan. Formasi Punung di daerah ini dapat dipisahkan menjadi 2 Litofasies yaitu: Fasies Klastika, dan Fasies Karbonat (Sartono, 1964). Fasies Karbonat tersusun atas batugamping terumbu, batugamping bioklastik, batugamping pasiran dan napal yang kesemuanya ini merupakan sistem endapan karbonat paparan. Ketebalan mencapai 200 meter, mengandung fosil, selain organisme pembentuk terumbu juga didapatkan sisipan lignit yang mengindikasikan lingkungan pengendapan berupa zona transisi fosil foraminifera planktonik dan yang memberikan petunjuk umur Zona N9-N16, Miosen Tengah – Miosen Atas.
Fasies klastika tersusun oleh perselingan batupasir tufaan, batupasir gampingan, batulanau dan serpih, mempunyai ketebalan 76 hingga 230 meter. Kandungan foraminifera planktonik menunjukkan umur Zona N15, Miosen Tengah dan kandungan foraminifera bentonik menunjukkan paleobatimetri zona neritik tepi. Fasies Klastika ini sebagian besar berhubungan jari – jemari dengan Fasies Karbonat dan kedua fasies tersebut menutupi secara tidak selaras diatas Formasi Nampol (Sartono, 1964). Nahrowi (1979) dan Pringgoprawiro (1985) manyimpulkan bahwa Formasi Punung ini menutupi secara tidak selaras diatas Formasi Besole dan saling jari – jemari dengan Formasi Jaten, Formasi Wuni dan Formasi Nampol.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan melakukan pengukuran penampang stratigrafi terukur di daerah Giriwoyo, Wonogiri, Jawa Tengah (Sundawa, 2012) didapatkan variasi litologi (Tabel 3.9).
Tabel 3. 9   Penampang stratigrafi terukur oleh Sundawa, 2012; a. Lintasan 1; b.   Lintasan 2

Variasi batuan menurut Sundawa (2012) dari yang tertua ke yang muda berupa kalsirudit, kalsilutit, kalsilutit dengan sisipan lignit, kalkarenit, dan menjadi batugamping terumbu. Penamaan petrografi berdasarkan klasifikasi Dunham (1969) mudstone, wackestone, grainstone, foraminiferal grainstone, dan boundstone.
3.1.1       Kolom kesebandingan Formasi Wonosari dan Formasi Punung
Kolom stratigrafi beberapa peneliti untuk Pegunungan Selatan Jawa Timur (Tabel 3.10).
Tabel 3.10 Kolom stratigrafi Pegunungan Selatan dari peneliti terdahulu

Formasi Wonosari adalah formasi yang menempati pada bagian barat dari Pegunungan Selatan, sedangkan untuk Formasi Punung menempati bagian timur dari Pegunungan Selatan. Hubungan stratigrafi Formasi Wonosari yang menempati Pegunungan Selatan bagian barat adalah selaras menjari antara Formasi Oyo dan Formasi Kepek. Hubungan stratigrafi Formasi Punung yang menempati Pegunungan Selatan bagian timur adalah selaras menjari terhadap Formasi Nampol, Formasi Wuni, dan Formasi Jaten. Perbandingan antara Formasi Wonosari bagian barat Pegunungan Selatan dan Formasi Punung bagian timur Pegunungan Selatan.



Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PENYEBARAN BATUGAMPING DI PEGUNUNGAN SELATAN JAWA TIMUR "

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel