-->

Struktur Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Struktur Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.

Gambar Analisis struktur makroskopis berdasarkan citra SRTM, Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Kabupaten Banyumas, Propinsi Jawa Tengah.

Analisis struktur geologi dilakukan pada skala makroskopis dan mikroskopis. Kedua macam analisis ini mempunyai peranan yang penting dalam pemahaman dan analisis struktur geologi pada daerah penelitian.
Adapun data arah kelurusan yang didapat dari penafsiran pada citra SRTM, yaitu:
1.     Stuktur Makroskopis
Analisis makroskopis dilakukan dengan menafsirkan kelurusan pada citra SRTM, peta topografi (Gambar 4.5.). Data arah kelurusan kemudian diproses kedalam program perangkat lunak DIPS, sehingga menjadikan hasil berupa analisa diagram rosette yang menunjukan arah umum dari keseluruhan data arah kelurusan yang diperoleh dari pencerminan arah jejak struktur geologi pada daerah penelitian.
Didapat arah umum dari kelurusan arah jejak struktur geologi pada daerah penelitian, yaitu relatif berarah N 30 E (Baratlaut - Tenggara), dan N 05 E (Timurlaut Baratdaya) yang diduga merupakan jejak dari struktur geologi baik berupa sesar, ataupun arah kelurusan sumbuh lipatan.
2.     Stuktur Mikroskopis
Analisis struktur mikrokopis juga dilakukan pada daerah penelitian dengan melakukan pengolahan terhadap data struktur geologi yang didapat di lapangan berupa: data kekar, sesar, urat-urat kuarsa (Quartz vein) serta pengolahan data struktur yang diinterpretasikan dari peta geologi regional daerah penelitian dibantu melalui intrepretasi citra SRTM dan peta topografi. Keseluruhan semua data yang didapat, dikelola melalui program perangkat lunak DIPS, sehingga menjadikan hasil berupa analisa diagram kontur, rosette, serta streonet. Hasil yang didapat tersebut yang nantinya di overlay kan pada keseluruhan peta yang dihasilkan pada penelitian ini.
Pengukuran kekar-kekar di lapangan bertujuan untuk mengetahui arah umum kekar dan selanjutnya mengetahui tegasan utama dari kekar - kekar tersebut sehingga dapat diinterpretasikan arah gaya utama yang mengontrol perkembangan struktur geologi di daerah penelitian. Hasil analisis didapatkan arah tegasan relatif berarah Tenggara Baratlaut, Timurlaut - Baratdaya, serta Utara Selatan.
a.      Struktur Kekar daerah penelitian berupa kekar gerus sebagai hasil dari compression stress, dan kekar tarik sebagai hasil dari tensional stress. Kenampakan kekar gerus di lapangan (Gambar 4.6, Gambar 4.7 dan Gambar 4.8) ditunjukkan oleh bidang lurus dan rata, terkadang mem-perlihatkan gejala penggerusan serta memotong batuan, dan umumnya berpasangan. Sedangkan kekar tarik di lapangan terlihat dengan bidang kekar yang kasar dan terbuka. 
b.     Struktur Sesar Daerah Penelitian
Gejala struktur sesar pada daerah penelitian dibagi menjadi dua, yaitu: sesar yang berdasarkan bukti keberadaan di lapangan dengan data berupa: bidang sesar, plunge, bearing slickensides, dan struktur penyerta kekar, dengan jejak sesar yang tertinggal atau terlihat berupa kelurusan sungai, pembelokan sungai yang ekstrim, dan morofologi curam, serta sesar interpretasi dari citra SRTM ataupun geologi regional daerah penelitian.. Sesar yang dijumpai pada daerah telitian adalah: sesar Lumbir 1, sesar Lumbir 2, sesar Lumbir 3, sesar Lumbir 4 (sesar interpretasi), sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2 (sesar interpretasi), sesar Gumelar 1, sesar Gumelar 2 (sesar interpretasi), sesar Karangpucung,  sesar Banyumas 1, sesar Banyumas 2, sesar Wagon 1, dan sesar Wagon 2 yang kemudian di analisis berdasarkan klasifikasi Rickard., 1972.
A.    Sesar Lumbir 1
Sesar Lumbir 1 merupakan sesar yang diasumsikan sebagai sesar pertama yang terdapat pada daerah penelitian (Foto 4.22) akibat adanya compress atau tegasan awal yang relatif berarah Timurlaut Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 71 (X: 277679, Y: 9178707, Eleveasi 217 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, serta kekar penyerta (shear fracture &gash fracture), serta keberdaan mata air.
Hasil analisis studi terhadap sesar Lumbi 1 ini  didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 24 E / 4 , serta nilai plunge yaitu: 3, N 299° E Rake 35°dan diperoleh jenis sesar Lumbir 1 ini yaitu: sesar menganan naik (reverse right slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
B.    Sesar Lumbir 2
Sesar Lumbir 2 merupakan sesar yang diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk bersamaan dengan sesar Lumbir 1 pada daerah penelitian (Foto 4.23) akibat adanya compress atau tegasan awal yang relatif berarah Timurlaut Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 72 (X: 275385, Y: 9179164, Eleveasi 262 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge, bearing serta kekar penyerta (shear fracture. gash fracture &calcite vein).
Hasil analisis studio terhadap sesar Lumbi 2 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar N 21 E / 52° , serta nilai plunge, bearing yaitu: 1, N 22 E Rake 35° dan diperoleh jenis sesar Lumbir 2 ini yaitu: sesar menganan naik (reverse right slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
C.    Sesar Lumbir 3
Sesar Lumbir 3 merupakan sesar yang diasumsikan (Foto 4.24) sebagai sesar yang terbentuk akibat antitetik (lawan) dari sesar Lumbir 1 dan sesar Lumbir 2 tetapi berasal dari gaya compress atau tegasan awal yang sama yaitu relatif berarah Timurlaut Baratdaya. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 70 (X: 278961, Y: 9179617, Eleveasi 166 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge, bearing serta kekar penyerta (shear fracture. gash fracture).
Hasil analisis studio terhadap sesar Lumbi 3 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 27  E / 6 , serta nilai plunge, bearing yaitu: 29 , N 080° E Rake 2 dan diperoleh jenis sesar Lumbir 3 ini yaitu: sesar mengiri naik (reverse left slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
D.    Sesar Lumbir 4 (Sesar Interpretasi)
Sesar Lumbir 4 merupakan sesar interpretasi yang diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk akibat antitetik (lawan) dari sesar Lumbir 1 dan sesar Lumbir 2 atau sama terhadap sesar Lumbir 3 tetapi berasal dari gaya compress atau tegasan awal yang sama yaitu relatif berarah Timurlaut Baratdaya. Sesar ini diasumsikan dengan dasar kenampakan perubahan arah tubuh sungai dari Utara Selatan menjadi relatif Barat Timur. Sesar ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 27  E. Adapun untuk arah pergerakan sesar ini didasarkan terhadap pola perubahan sungai, persebaran litologi batuan, serta pola morfologi pada citra SRTM, sehingga diasumsikan sesar Lumbir 4 ini memiliki pola gerakan yang berarah relatif mendatar kiri (left slip fault) , klasifikasi Rickard. (1972).
E.    Sesar Ajibarang 1
Sesar Ajibarang 1 merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.25) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1, 2, 3 , 4) dan memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 32 (X: 282255, Y: 9180298, Eleveasi 117 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, plunge, bearing kekar penyerta (shear fracture. gash fracture), serta urat-urat kalsit (calcite vein).
Hasil analisis studio terhadap sesar Ajibarang 1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 33 E / 71° , serta nilai plunge, bearing yaitu: 1, N 149° E Rake 12°  dan diperoleh jenis sesar Ajibarang 1 ini yaitu: sesar menganan turun (normal right slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
F.    Sesar Ajibarang 2 (Sesar Interpretasi)
Sesar Ajibarang 2 merupakan sesar interpretasi yang diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk akibat dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1, 2, 3, 4) dan memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara Selatan. sesar ini diasumsikan dari dasar kenampakan morfologi  pada  citra  SRTM  serta  terdapat  pada  lembar  geologi  regional Purwokerto (M. Djuri and H. Samodra., 1996). Sesar ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 32 E (Baratlaut Tenggara).Adapun untuk arah pergerakan sesar ini didasarkan terhadap pola kenampakan offsite morfologi pada citra SRTM, kelokan sungai,   persebaran litologi batuan, diasumsikan sesar Ajibarang 2 ini memiliki pola gerakan yang berarah relatif mendatar kana(right slip fault) , klasifikasi Rickard. (1972).
G.    Sesar Gumelar 1
Sesar Ajibarang 1 merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.26) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar Ajibarang 1 & sesar Ajibarang 2, memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 148 (X: 275987, Y: 9179445, Eleveasi 301 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar. Hasil analisis studio terhadap sesar Gumelar 1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 16E / 74°, serta nilai plunge, bearing yaitu: 4°, N 164° E Rake 23.46° dan diperoleh jenis sesar Gumelar 1 ini yaitu: sesar mendatar kanan (right slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
H.    Sesar Gumelar 2 (Sesar Interpretasi)
Sesar Gumelar merupakan sesar interpretasi yang diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar Ajibarang 1 & sesar Ajibarang 2, dan sesar Gumelar 1, memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara - Selatan. sesar ini diasumsikan dari dasar kenampakan morfologi pada citra SRTM, kelokan tajam sungai utama, serta terdapat pada lembar geologi regional Majenang (Kustowo and N. Suwarna.,1996). Sesar ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 29 E (Baratlaut– Tenggara).Adapun untuk arah pergerakan sesar ini didasarkan terhadap pola kenampakan offsite morfologi pada citra SRTM, kelokan sungai,  persebaran litologi batuan, diasumsikan sesar Gumelar 2 ini memiliki pola gerakan yang berarah relatif mendatar kanan   (right slip fault) , klasifikasi Rickard. (1972).
I.    Sesar Karangpucung
Sesar Karangpucung ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.27) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4) atau terbentuk bersamaan dengan sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar 2, memiliki gaya tegasan (compress) yang berbeda dari peyebab sesar awal, yaitu relatif berarah Utara - Selatan.
Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 88 (X: 275318, Y: 9182629, Eleveasi 191 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, kekar penyerta (shear fracture. gash fracture). Hasil analisis studio terhadap sesar Karangpucung  ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 33 E / , serta nilai plunge, bearing yaitu: 1, N 153° E Rake dan diperoleh jenis sesar Karangpucung ini yaitu: sesar mendatar kanan (right slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
J.    Sesar Banyumas 1
Sesar Banyumas 1 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.28) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4)  ataterbentuk  setelasesar-sesar  yang relatif  bearaBaratlaut – Tenggara (sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar 2, dan sesar Karangpucung). Memiliki gaya tegasan (compress) yang juga berarah relatif Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 53 (X: 280747, Y: 9178919, eleveasi 314 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, dan plunge, bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Banyumas 1   ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 20 E / 87° , serta nilai plunge, bearing yaitu: 2, N 19° E Rake 17° dan diperoleh jenis sesar Banyumas 1 ini yaitu: sesar mengiri naik (left reverse slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
K.    Sesar Banyumas 2
Sesar Banyumas 2 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.29) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4)  ataterbentuk  setelasesar-sesar  yang relatif  bearaBaratlaut  Tenggara (sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar  2,  dasesar Karangpucungdamemiliki  pola arayang sama terhadap sesar Banyumas 1.
Memiliki gaya tegasan (compress) yang juga berarah relatif Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 79 (X: 281019, Y: 9181780, Eleveasi 226 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, breksiasi dan urat kuarsa (quartz vein).
Hasil analisis studio terhadap sesar Banyumas ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 01 E / 67° , serta nilai plunge, bearing yaitu: , N 185° E Rake dan diperoleh jenis sesar Banyumas 2 ini yaitu: sesar mendatar kiri (left slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
L.    Sesar Wangon 1
Sesar Wangon 1 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.30) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4)  ataterbentuk  setelasesar-sesar  yang relatif  bearaBaratlaut  Tenggara (sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar  2,  dasesar Karangpucungdamemiliki  pola arayang sama terhadap sesar Banyumas 1 dan sesar Banyumas 2. Memiliki gaya tegasan (compress) yang juga berarah relatif Utara - Selatan. Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 62 (X: 279806, Y: 9180052, Eleveasi 160 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, dan plunge, bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Wangon 1 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 00 E / 7, serta nilai plunge, bearing yaitu: 2, N 009° E Rake dan diperoleh jenis sesar Wangon 1 ini yaitu: sesar mengiri turun (normal left slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
M.    Sesar Wangon 2
Sesar Wangon 2 ini merupakan sesar yang bukti keberadaannya dijumpai di lapangan (Foto 4.31) dan diasumsikan sebagai sesar yang terbentuk dari rekahan yang telah dihasilkan oleh fase keterbentukan sesar awal (sesar Lumbir 1,2,3,4)  ataterbentuk  setelasesar-sesar  yang relatif  bearaBaratlaut  Tenggara (sesar Ajibarang 1, sesar Ajibarang 2, sesar gumelar 1, dan sesar Gumelar 2, dasesar Karangpucungdamemiliki  pola arayang sama terhadap sesar Banyumas 1, sesar Banyumas 2, dan sesar Wangon 1. Memiliki gaya  tegasa(compress)  yanjuga  berarah  relatiUtara  - Selatan.  Bukti keberadaan sesar ini dijumpai pada lokasi pengamatan 94 (X: 278968, Y: 9179241, Eleveasi 161 Mdpl), dengan bukti yang dijumpai berupa: kedudukan bidang sesar, dan plunge, bearing.
Hasil analisis studio terhadap sesar Wangon 2 ini didapatkan nilai kedudukan bidang sesar  N 016° E / 6 , serta nilai plunge, bearing yaitu: 2, N 027°  E Rake 19°  dan diperoleh jenis sesar Wangon 2 ini yaitu: sesar mengiri turun (normal left slip fault), klasifikasi Rickard. (1972).
3.     Struktur Lipatan Daerah Penelitian
Gejala struktur lipatan pada daerah penelitian didasarkan didapatkan dari penarikan interpretasi berdasarkan data-data yang didapat di lapangan berupa data perbedaan arah kedudukan perlapisan litoloi batuan yang saling berlawanan ataupun searah, mencerminkan pola keberadaan struktur lipatan pada daerah penelitian. Selain dari penjabarn sebelumnya, pengasumsian struktur lipatan pada daerah penelitian juga didasarkan terhadap acuan pada peta geologi regional daerah penelitian yaitu lembar Majenang dan Purwekerto, serta berdasarkan kenampakan pola topografi yang ditunjukan pada citra landsat SRTM. Adapun struktur lipatan yang terdapat pada daerah penelitian yaitu: lipatan antiklin Banyumas 1, lipatan sinklin Banyumas 1, lipatan antiklin Banyumas 2, dan lipatan sinklin Ajibarang.
A.    Lipatan Antiklin Banyumas 1 (Lipatan Interpretasi)
Lipatan antiklin Banyumas 1 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang terbentuk paling awal sebelum struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang mana tegasan utama bearah relatif Timuraut Baratdaya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 32 E (Baratlaut Tenggara). Adapun jenis lipatan ini didasarkan terhadap kedudukan litologi batuan pada daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan antiklin, klasifikasi Fluety, (1964).
B.    Lipatan Sinklin Banyumas 1 (Lipatan Interpretasi)
Lipatan sinklin Banyumas 1 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang terbentuk paling awal sebelum struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang mana tegasan utama bearah relatif    Timurlaut Baratdaya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 32 E (Baratlaut – Tenggara). Adapun jenis lipatan ini didasarkan terhadap kedudukan litologi batuan pada daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan sinklin, klasifikasi Fluety, (1964).
C.    Lipatan Antiklin Banyumas 2 (Lipatan Interpretasi)
Lipatan antiklin Banyumas 2 ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan yang terbentuk paling awal sebelum struktur geologi sesar pada daerah penelitian. Lipatan ini diasumsikan terjadi pada saat fase deformasi awal (compress) yang mana tegasan utama bearah relati Timurlaut Baratdaya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 31 E (Baratlaut – Tenggara).  Adapun jenis lipatan ini didasarkan terhadap kedudukan litologi batuan pada daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan antiklin, klasifikasi Fluety, (1964).
D.    Lipatan Sinklin Ajibarang (Lipatan Interpretasi)
Lipatan sinklin Ajibarang ini merupakan lipatan interpretasi yang diasumsikan sebagai lipatan paling muda terbentuk pada daerah penelitian, tetapi lebuh awal terbentuk dari sesar muda yang berarah relatif Baratlaut Tenggara dan Timurlaut Baratdaya. Hal ini diasumsikan karena saat deformasi fase kedua yang terjadi dengan tegasan utama relatif Utara Selatan, menjadikan keterbentukan lipatan sinklin Ajibarang ini terbentuk lebih awal dari pada sesar yang memotongnya. Lipatan ini memiliki arah kelurusan atau bearing yaitu N 075° E (relatif Barat - Timur). Adapun jenis lipatan ini didasarkan terhadap kedudukan litologi batuan pada daerah penelitian, diasumsikan merupakan lipatan sinklin, klasifikasi Fluety, (1964).

Penelitian ini dilakukan oleh Arief Wicaksono, Silahkan download filenya dibawah ini sebagai acuan, bahan bacaan dan lainnya :

Berlangganan update artikel terbaru via email:

1 Response to "Struktur Geologi Daerah Paningkaban dan Sekitarnya, Kecamatan Gumelar, Ajibarang dan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. "

  1. IDEBET SITUS SLOT GAMES Deposit Pulsa Tanpa Potongan l Agen Slot Deposit pulsa


    Situs Slot Deposit Pulsa Tanpa Potongan, Daftar Slot Pulsa Tanpa Potongan, Slot Online Via Pulsa Tanpa Potongan , Slot Online Resmi Pakai Pulsa Tanpa Potongan,
    Slot Gacor Deposit Pulsa Tanpa Potongan, Bandar Slot Online Deposit Online Pulsa Tanpa Potongan, Judi Slot Pulsa Tanpa Potongan, Slot Deposit Pulsa Tanpa Potongan Terpercaya,
    Agen Slot Online Via Pulsa Tanpa Potongan Slot Via Pulsa Tanpa Potongan, Bandar Slot Online Deposit Link Slot Terpercaya.
    .
    #slotdepositPulsaTanpaPotongan #daftarslotPulsaTanpaPotongan #linkslotPulsaTanpaPotongan #bandarslotPulsaTanpaPotongan #agenslotPulsaTanpaPotongan
    #slotgame #idebet #situsslotPulsaTanpaPotongan

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel